.

Monday, April 13, 2015

Semangat Aipda Beni meskipun kehilangan dua kakinya


Keterbatasan fisik yang dimiliki Aipda Beni Hendrik Hernawan tidak membuatnya patah semangat, dia tetap semangat menjalankan tugas walau tanpa kedua kaki.

Pria kelahiran Bandung 28 Juni 1977 silam ini, sekarang bertugas di bagian administrasiUnit Kecelakaan Lalu Lintas Kepolisian Resor Bandung. Di dipindahkan dari petugas lapangan lantaran kecelakaan yang di alaminya pada 28 November 2005 yang lalu. Kejadian itu terjadi saat Aipda Beni piket malam, telpon kantornya berbunyi dan ada laporan tentang kecelakaan mobil di Nagreg.

Pada pukul 23:00wib saya mendapatkan laporan dari warga sekitar tempat kejadian kecelakaan, saya dan teman-teman pun langsung meluncur ke TKP. Pada malam ituterjadi hujan deras, pandangan pun minim penerangan sehingga jarak pandang terbatas.  Setiba di tempat, Beni langsung melakukan pertolongan dan melakukan normalisasi jalur kendaraan. Dia berusaha menderek kendaraan yang terlibat kecelakaan supaya tidak mengganggu arus lalu lintas dan Beni berdiri tepat di tengah dua kendaraan yang terlibat tabrakan.

Tanpa disadari, datang bus pariwisata tujuan Solo-Jakarta melaju dengan kecepatan tinggi. Bus tersebut tidak sadar bila di depannya telah terjadi kecelakaan. Bus pun tidak dapat menghindar sehingga menghajar bagian belakang truk yang terlibat kecelakaan. Hingga membuat truk bergerak maju menghantam tubuh Aipda Beni, akibat peristiwa tersebut kakinya terjepit di anatara dua kendaraan.

Situasi pasca kejadian tersebut semakin buruk, proses evakuasi kecelakaan semakin terhambat akibat kejadian tersebut. Aipda Beni pun langsung mendapatkan pertolongan darurat demi menyelamatkan nyawanya. Setelah dilarikan ke rumah sakit dan di rawat sepekan Beni harus mengambil keputusan yang sangat sulit dokter yang merawatnya mengatakan tidak ada cara lain selain mengamputasi kaki kiri demi keselmatan hidupnya. Mau tak mau setelah sepekan operasi kaki kanan Beni tak kunjung membaik dan membuat betis nya membengkak dikarenakan tulangnya remuk yang membuat kesakitan sehingga kaki kanan Beni pun ikut di amputasi.

Aipda Beni harus merelakan kedua kakinya yang diamputasi, dia berusaha tabah menerima semua yang terjadi dari dukungan keluarga anak dan istrinya, dia tetap menjalankan tugasnya sebgai polisi yang kini bekerja di bagian administrasi.

Beni memilih tinggal di asrama tempat dinasnya, anak dan istrinya tinggal di Cileunyi. Seminggu sekali saya pulang untuk menegok anak dan istri saya. Saya sangat ikhlas dengan kejadian ini, Tuhan mempunyai maksud lain dan rencana yang indah bagi saya. tentu saya harus semangat selalu.

2 comments:

  1. kasihan..... tetap semangat ya, pak polisi.....

    ReplyDelete
  2. Semangat yang patut dicontoh pantang menyerah dan bersemangat

    ReplyDelete