.

Monday, March 23, 2015

Cinta Kasih Seorang Ibu


Di sebuah rumah sakit bersalain, ada seorang ibu yang baru melahirkan bayi laki-laki. "Suster bisa saya melihat bayi saya?" pinta ibu yang baru melahirkan itu penuh rona kebahagiaan di wajahnya. Namun, disaat ibu itu mengendong bayinya dan membuka selimut yang membukus sang bayi laki-laki mungil itu, si ibu terlihat terdiam sejenak. Dokter dan suster yang menunguinya membalikan badan dan memandang ke arah luar jendela rumah sakit, yang tak tega melihat raut wajah sang ibu. Bayi yang digendongnya ternyata terlahir tanpa kedua telinga! Meskipun kaget dengan kondisi bayinya, si ibu tetap menimang bayinya dengan penuh kasih sayang.

Seiring berjalannya waktu, bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak remaja itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak berbeda dan aneh dari anak seusianya. Suatu hari, anak lelaki itu bergegeas pulang ke rumah dan memeluk ibunya dan sambil menangis meneteskan air mata. Sang ibu pun ikut meneteskan air mata. Ia tahu bahwa hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Sambil menangis anak itu bercerita, "Seseorang  anak lelaki lebih besar dari ku mengejek ku. Dia berkata, aku ini makhluk aneh."

Meskipun tumbuh dengan kekurangan, anak lelaki itu telah dewasa. Dengan kasih sayang dan semangat dari orangtuanya, meski memiliki kekurangan, ia tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan cerdas. Ia pandai bergaul sehingga disukai teman-teman sekolahnya. Ia pun mengembangkan bakat di bidang musij dan menulis. Akhirnya, dia mampu menjadi remaja pria yang disegani karena kepandaiannya dalam bermusik.

Suatu hari, ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga. "Saya percaya saya bisa mencangkokkan sepasang telinga untuk putra Bapak. Tetapi harus ada seorang yang mendonorkan telinganya," kata dokter. Maka, orangtua anak itu mulai mencari siapa yang mau mendonorkan telinga untuk anaknya.

Beberapa bulan telah berlalu. Dan pada saatnya yang ditunggu mereka memanggil anak lelaki itu,  "Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengantar mu ke rumah sakit untuk melakukan operasi pencangkokan telinga," kata si ayah.


 Opersasi berjalan lancar dan sukses. Ia pun seperti terlahir kembali. Wajahnya yang tampan, ditambah kini ia sudah memiliki sepasang telinga, semakin membuat dia semakin mempesona. Bakat musiknya berubah menjadi kejeniusan. Ia telah banyak menerima banyak penghargaan dari sekolahnya.

Beberapa tahun kemudian, dia menikah dengan seorang wanita yang dia cintai, sekarang dia bekerja sebgai diplomat. Ia menemui ayahnya dan bertanya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia berkorban semua ini demi aku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar, , namun aku belum bisa membalas kebaikannya hanya sekedar mengucapkan terimakasih."

Sang Ayah berkata, "Ayah tidak yakin kau bisa membalas kebaikan hati seseorang yang telah berkorban mendonorkan telinganya. "Setelah terdiam sejenak ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan perjanjian, belum waktunya bagi mu untuk mengetahui semua ini."

Tahun demi tahun berlalu, kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia tersebut. Hingga suatu hari, tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga tersebut. Pada hari itu, sang ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal. Dengan nada yang lembut dan perlahan, berkata kepada si anak dan membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku. Sang ayah menyibakan rambut dari sang ibu sehingga mengejutkan si anak lelaki. Ternyata ibu tidak memiliki telinga.

Ayahnya pun mulai bercerita, "Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali memanjangkan rambutnya," ucap sang ayah. "Dan takkan seorang pun menyadari bahwa telah kehilangan sedikit kecantikannya, kan?"

Mengentahui kenyataan bahwa telinga ibunya yang diberikan kepadanya, keluarlah air mata si anak. Dia merasakan cinta sejati ibunya lah yang bisa membuat ia seperti sekarang ini.



Pesan Cerita :

Kecantikan sejati tidak terletak pada penampilan tubuh, namun ada di dalam hati. Harta karun yang sebenarnya bukan yg terlihat oleh mata, justru apa yang kadang tidak dapat terlihat oleh mata.
Cerita di atas, menunjukan cinta dan pengorbanan seorang ibu adalah wujud sebuah cinta sejati yang tidak bisa ternilai dan tergantikan.
Marilah kita berikan cinta dan kasih sayang yang terbaik untuk ibu kita, dan bersyukurlah dengan apa yang kalian miliki sekarang dan jangan pernah malu atas segala yang ada pada diri mu.



No comments:

Post a Comment